Rabu, 04 Februari 2009

Casey Stoner


 Tanggal Lahir : 16 Oktober 1985
Tempat Lahir : Kuri-kuri, New South Wales, Australia
Tinggi : 1,74m 
Berat : 70 Kg
Status Pernikahan : Menikah dengan Andriana
 
2001 : 125 cc world championship (Honda) -Posisi Ke29
2002 : 250 cc world championship (Aprilia) – Posisi Ke 12 
2003 : 8th 125 cc world championship (Aprilia) – Posisi Ke 8  
2004 : 125 cc world championship (KTM) – Posisi Ke 5 
2005 : 250 cc world championship (Aprilia) – Posisi Ke 2
2006 : MotoGP world championship (Honda) – Posisi Ke 7 
2007 : MotoGP world champion (Ducati) – Posisi Ke 1
2008 : MotoGP world championship (Ducati) => Posisi Ke 2
Dengan Dukungan Keluarga, Casey Stoner Memulai Karier Balap Pada Umur 6 Tahun dikejuaraan Dirt-bike di Australia, Ketika Umur 14 tahun Casey Stoner Pindah Ke Inggris Memulai Debut Balap, Pada Umur 16 Tahun Mengikuti Musim Pertama Balap Motor 125 cc Di Inggris ( 2000)
Stoner merepresentasikan kekuatan baru dalam balap roda dua tercepat sejagat. Ia bersama Pedrosa, Melandri, dan sejumlah pembalap muda lainnya membuktikan kekuatan para Young Guns di MotoGp.
Enam tahun sebelumnya balap kasta tertinggi ini dikuasai oleh angkatan 2000-an dengan Valentino Rossi sebagai pemimpinnya. Praktis ia menguasai 5 gelar berturut-turut dari 2001-2005. Pada tahun 2006, rekan seangkatannya Nicky Hayden menggantikan. Dua generasi sebelumnya, ada era Michael Doohan dan pasca Doohan. Era Doohan benar-benar didominasi oleh sang maestro sendiri sebanyak 5 kali berturut-turut sejak 1994-1998. Doohan akhirnya harus menyerah pada para kekuatan muda setelah mengalami kecelakaan. Ia harus menyerahkan kekuasaannya pada generasi baru yang secara bergantian ditempati oleh Alex Creville (1999)dan Kenny Robert Jr (2000)
Namun berbeda dengan prediksi banyak pihak yang menggadang-gadang Pedrosa sebagai awal era baru ini, terbukti bahwa Stoner lah yang menjadi jawara. Betapa tidak, Pedrosa berada di tim elit Repsol Honda dan memiliki motor yang didesain khusus untuknya. Belum lagi pengalaman dan sumberdaya Honda sebagai tim pabrikan yang tidak terbatas. Honda mewakili kesempurnaan sebuah motor balap dan Pedrosa bagai putra mahkota.
Di lain pihak, Stoner bagaikan anak bawang. Meskipun akhirnya berhasil masuk Ducati, namun sebelum menunjukkan konsistensi ia bukanlah pilihan pertama. Di sana masih ada Capirossi yang kaya pengalaman, local hero sebagai Italiano, sekaligus pembalap Ducati yang penuh prestasi.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Ducati juga belum menunjukkan performa yang benar-benar mengesankan. Kuat dalam tenaga bukan jaminan prestasi. Setelah dua tiga kali mencuri gelar juara sepanjang keikutsertaan sejak 2003, Ducati senantiasa keteteran di sirkuit-sirkuit teknis yang syarat tikungan. Apalagi jika balapan berlangsung dalam cuaca tidak menentu, bisa dipastikan Tim pabrikan asal Italia ini pasti kedodoran. Membalap dengan konsisiten dan menang di hampir setiap sirkuit adalah tantangan Capirossi dan Stoner jika ingin benar-benar unjuk gigi. Bukan sekedar pelengkap balapan yang keras. Dan, Stonerlah yang berhasil membuat para tifosi Ducati tersenyum. Ia bisa menuai poin secara konsisten, menang di berbagai jenis sirkuit dan cuaca, merebut pole dan memecahkan rekor kecepatan.
Stoner sebelum ini belum dikenal banyak. Kalaupun anda mengenalnya, itu karena dulu ia terlalu seringnya menghancurkan motor atau menyobek baju balapnya di atas aspal. Prestasinya kalah mengkilap dari Pedrosa yang semasa balapan 250 dan 125cc mengklaim juara dunia. Bukan pula Melandri yang agresif dan juara dunia sebelum Pedrosa. Tak banyak catatan spektakulernya di balapan GP Motor Dunia. Namun siapa yang meragukannya tahun ini?
Dari 15 seri balapan 2007 yang telah berlangsung, 9 di antaranya ia menangkan. Ia juga konsisiten menuai podium dan hanya tercecer 1-2 kali akibat problem teknis ban. Berbeda pula dengan kebiasaanya terjatuh, tahun ini ia selalu bisa menyajikan pertarungan alot dengan siapapun tanpa terjatuh. Malah berkali-kali ia menyuguhkan pertarungan mengesankan dengan sang Doctor kecepatan, Valentino Rossi. Sama sekali tanpa rasa minder sedikit pun. Kematangannya membalap disertai kekuatan mesin-sasis Ducati, kerjasama tim, serta dukungan keluarga membawanya menjadi juara dunia balap bergensi MotorGP/500cc kedua termuda dalam sejarah.

4 komentar:

Lintang Fajar mengatakan...

wah, saya lama ndak ngikuti motoGP Mbah. yang masih nyantel di ingatan paling ya si keren Rossi.

joe mengatakan...

Wah, pokoke mak nyuss

joe mengatakan...

Ayo ndang tangi, ojo turu wae men ndang entuk bojo.
Kae lho garapanmu revisi .....

Mbah Koeng mengatakan...

makacih dah mo mampir ke sini